Monday, May 5, 2014

Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK)


  Karakterisktik PTK


Ø Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Menurut buku Wardani, dan Wihardit, Kuswaya. (2011). Penelitian Tindakan. Kelas edisi 1. Jakarta: Universitas Terbuka. hal. 1.5.
·      Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang dilakukannya selama ini dikelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan. Dengan perkataan lain, guru merasa bahwa ada sesuatu yang perlu diperbaiki dalam praktik pembelajaran yang dilakukannya selama ini, dan perbaikan tersebut diprakarsai dari dalam diri guru sendiri (an inquiry of practice from within), bukan oleh orang lain, penelitian berawal dari kerisauan guru akan kinerjanya.
·      Self-reflective inquiry, atau penelitian melalui refleksi diri, merupakan ciri PTK yang paling esensial yang bersifat agak longgar, tetapi tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian.
·      PTK dilakukan di dalam kelas, sehingga fokus penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berupa perilaku guru dan siswa dalam melakukan interaksi.
·      PTK untuk memperbaiki pembelajaran. Perbaikan dilakukan secara bertahap dan terus menerus, selama kegiatan penelitian dilakukan. Oleh karena itu, dalam PTK dikenla adanya siklus pelaksanaan berupa pola: perencanaan-pelaksanaan-observasi-reflesi-revisi (perencanaaan ulang).

Ø  Karakteristik menurut buku Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Kencana
·         PTK dilaksanakan sesuai dengan program pembelajaran yang sedang berjalan, artinya pelaksanaan PTK tidak di setting secara khusus untuk kepentingan penelitian semata
·         Masalah yang dikaji dalm PTK adalah masalah yang bersifat praktis. PTK dimulai dari keresahan yang dialami oleh guru dalam pengeloalaan proses pembelajaran. Oleh karena itu, dari mulai prose perencanaan, pelaksanaan tindakan sampai pada proses penyimpulan guru merupakan pemeran utama.
·         Fokus utama penelitian adalah proses pembelajaran. PTK dilaksanakan untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal. Oleh karena itu, PTK dilaksanakan dalam setting kelas yang sesungguhnya, bukan kelas yang direkayasa untuk penelitian. Pelaksanaan PTK tidah mengubah program pembelajaran yang telah disusun.
·         Tanggung jawab pelaksanaan dari hasil PTK ada pada guru sebagai praktisi. PTK dirancang oleh guru itu sendiri. Maka guru bertanggung jawab baik dalam melaksanakan maupun dalam menyimpulkan
·         PTK dilaksnakan sesuai dengan program pembelajaran yang sedang bejalan, artinya pelaksanaan PTK tidak di setting secara khusus untuk kepentingan penelitian semata.
·         Terjadi siklus yang bersinambungan
·         Tindakan harus berbeda dari kegiatan biasanya
·         Tindakan oleh guru kepada siswa
·         Kegiatan nyata untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar


Ø   Karakteristik menurut Suyanto (1997), dapat dilihat dari bentuk nyata kegiatan penelitian tindakan kelas itu sendiri. Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik yang khas, yaitu adanya “tindakan-tindakan” tertentu untuk memperbaiki proses mempelajaran di kelas.

Ø   Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas menurut Suhardjono (2007:62) mengajukan beberapa karakteristik sebagai berikut:
·         Adanya tindakan (action). Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (bukan dalam laboratorium) dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan praktis. Tindakan tersebut merupakansesuatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu.
·         Penelitian tindakan kelas merupakan kegiatan penelitian yang tidak saja berupaya untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiah.
·         Hal yang dipermasalahkan bukan dihasilkan dari kajian teoritik atau dari hasil penelitian terdahulu, tetapi berasal dari adanya permasalahan yang nyata dan aktual yang terjadi dalam pembelajaran di kelas. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas berfokus pada masalah praktis bukan problem teoritik atau bersifat bebas konteks.
·         PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas.
·         Adanya kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru,kepala sekolah, siswa, dan lain-lain) dan peneliti dalam pemahaman, kesapakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tindakan (action).
·         PTK dilakukan hanya apabila:
a)      Keputusan kelompok dan komitmen untuk pengembangan
b)      Bertujuan meningkatkan profesionalisme guru
c)      Alasan pokok: ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan dan
d)     Bertujuan memperoleh pengetahuan dan sebagai pemecahan masalah.

Ø   Dari uraian diatas menurut Mohammad Asrori (2007:9) dapat dikemukan beberapa karakteristik inti dari penelitian tindakan kelas, yaitu:
·       Masalah berasal dari guru
·       Tujuannya memperbaiki pembelajaran
·      Metode utama adalah refleksi diri dengan tetap mengikuti kaidah-kaidah penelitian
·      Fokus penelitian berupa kegiatan pembelajaran
·      Guru bertindak sebagai pengajar dan peneliti.









DAFTAR ISI

Wardani, dan Wihardit, Kuswaya. (2011). Penelitian Tindakan. Kelas edisi 1. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sanjaya, Wina. Penelitian Tindakan Kelas. Kencana
Asrori, Mohammad. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana Prima

artikel pendidikan



Artikel tentang bagaimana strategi penanaman budaya disiplin pada tingkat SD

Strategi penanaman budaya disiplin pada tingkat SD, pada dasarnya disiplin merupakan suatu pendidikan yang bertujuan mengarahkan perilaku anak sesuai dengan nilai-nilai umum dimasyarakat. Dasar utama untuk melatih anak untuk melakukannya dengan kebiasaan sehari-hari dimana seorang anak akan terbiasa untuk menanamkan budaya disiplin tersebut. Penanaman budaya disiplin diterapkan ke siswa agar siswa mampu mendisplinkan diri sendiri, disiplin pusat berputarnya kehidupan sekolah dengan displin yang tinggi maka akan menciptakan belajar yang kondusif, kebiasaan displin di sekolah diharapkan menghasilkan kebiasaan berdisplin di masyarakat.
Yang pertama dari faktor orang tua (keluarga) yang selalu mendukung anaknya untuk melatih disiplin tetapi menanamkan disiplin sejak kecil memang harus dilakukan, tentu saja melatih disiplin pada anak dengan beberapa strategi sebagai berikut:
1.      Penuh kasih sayang sangat penting dan sama-sama dibutuhkan anak, tetapi harus disesuaikan dengan usia anaknya
2.      Pendekatan, maksudnya ada aturan yang jelas namun hubungan antara orang tua dan anak cukup hangat atau orang tua yang tetap menjaga kedekatan emosionalnya.
Jangan sampai melatih disiplin pada anak membuat hubungan antara orang tua dan anak menjadi jauh sehingga tidak ada lagi keakraban dan kehangatandalam keluarga.
3.      Kesabaran, melatih disiplin pada anak gar berhasil diperlukan kesabaran orang tua untuk menjelaskan mana yang boleh dan tidak, disertai penjelasan yang tepat dan disampaikan dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh anak. Bila ingin mengenalkan dan penanaman budaya disiplin harus mengenalkan disiplin sejak dini pada anak sebaiknya penanaman disiplin harus dikaitkan dengan dunia anak. Yaitu dunia anak yang menyenangkan serta bermain. Meskipun begitu anak tetap mendapatkan hukuman bila anak melakukan sebuah kesalahan, tapi hukuman harus disesuaikan dengan usia anak dan disertai penjelasan mengapa ia harus dihukum. Hindari hukuman fisik serta jangan lupa memberikan pujian atau reward jika anak melakukan hal yang positif.
4.      Pembiasaan, pembiasaan perlu dilakukan anak terbiasa disiplin terhadap apa yang akan dilkukannya dan tanggung jawabnaya. Contohnya: Pada anak untuk membereskan dan mengembalikan mainanya ditempat semula. Dengan begitu anak dibiasakan hidaup tertib dan teratur serta bertanggung jawab dengan kegiatan yang telah dilakukan

Yang kedua Faktor lingkungan sekolah, sekolah yang menanamkan sikap disiplin kepada peserta didiknya yang juga terdapat di pendidikan karakter.
Penanaman budaya karakter di tingkat SD diliat dari karakter masing-masing kelas misalnya:
*        Strategi pertama untuk penanaman budaya disiplin ditingkat sd dengan sistem tata tertib sekolah dan tata tertib kelas
Di setiap lembaga sekolah terdapat suatu misi dan visi yang berbeda dan peratulan pula juga berbeda, peraturan tersebut dibuat dengan tata tertib di sekolah tersebut. Tata tertib disuatu sekolah harus dilaksanakan dan wajib dipatuhi selama berada pada sekolah itu. Tata tertib bukan dilakukan oleh seorang siswa saja melainkan semua warga sekolah misalnya: kepala sekolah, guru, staf-staf yang ada disekolah tersebut. Contoh tata tertib disekolah: tidak boleh datang terlambat maka peraturan tersebut harus dipatuhi bersama guru maupun siswa.
Tata tertib dikelas juga mempunyai aturan sendiri tergantung oleh wali gurunya dan siswa yang berada dikelas tersebut dengan kesepatan bersama atau kontrak belajar jika melanggar peraturan tata tertib maka ada hukuman juga, tetapi hukuman tersebut yang mendidik anak tidak boleh dengan fisik. Contoh menanaman disiplin kelas:
1.    Melalui model atau contoh yang diperlihatkan oleh guru, anak-anak akan dapat langsung perilaku, keterampilan, dan sikap yang dianjurkan (Elias, 1997)
2.    Adakan pertemuan kelas secara berkala sebagai salah satu alternative yang efektif untuk menanamkan dan menangani disiplin kelas.
3.    Terapkan aturan secara fleksibel (luwes) sehingga siswa tidak merasa tertekan.
4.    Sesuaikan penerapan aturan dengan tingkat perkembangan anak.
5.    Libatkan siswa dalam membuat aturan kelas
*        Strategi selanjutnya untuk penanaman budaya disiplin ditingkat sd dengan cara mengetahui karakteristik peserta didik.
Karaktertik siswa SD pada saat ini usia dimulai dari usia 6-12 tahun
Karakteristik pada Masa Kelas Rendah SD (Kelas 1,2, dan 3)
a. Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah
b. Suka memuji diri sendiri
c. Apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu dianggapnya tidak penting
d. Suka membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal yang menguntungkan dirinya
e. Suka meremehkan orang lain
Karakteristik pada Masa Kelas Tinggi SD (Kelas 4,5, dan 6).
a. Perhatianya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari
b. Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis
c. Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus
d. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah
*   Strategi saya setelah mengetahui karakteristik peserta didik, strategi selanjutnya dengan cara memilihan model dan strategi pembelajaran di dalam proses KBM
Setiap seorang guru harus dituntun untuk menyiapkan apa yang harus diajarkan pada peserta didiknya maka guru memilih model pembelajaran dan strategi apa yang harus dipilih sesuai dengan karakter siswanya yang sesuai. Pada proses kegiatan belajar mengajar alangkah baiknya digabungkan dengan pendidikan karakter misalnya dengan nilai disiplin. Menanamkan sebuah karakter kedisiplinan pada siswa dan model itu dilaksanakan dengan pengelolaan kelas yang baik dan mengacu pada target utama yaitu selain penyampaian materi juga penanaman karakter disiplin pada diri siswa.seperti yang sudah diketahui, bahwa proses pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk membantu terjadinya proses belajar pada diri siswa.
 Oleh karena itu, pembelajaran harus dirancang  dan dilaksanakan secara sistematis dan sistemik. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu merancang dan melaksanakan pembelajaran dengan baik. Mengingat pentingnya penguasaan guru terhadap kemampuan merancang dan  melaksanakan pembelajaran.

*   Strategi selanjutnya dengan melalui mata pelajaran PKN
Upaya yang dilakukan oleh guru PKn dalam penanaman budaya disiplin adalah melalui cara mendisiplinkan siswa dengan pendekatan yang demokratis. Hal itu terlihat dari aturan yang dibuat guru di kelas dibuat dengan cara menggunakan penjelasan dan rasional mengapa siswa harus melakukan sikap tertentu (disiplin) dalam pembelajaran. Guru dalam menerapkan cara ini juga lebih mengedepankan aspek edukatif daripada hukuman yang diberikan. Kendala yang dihadapi guru dalam penanaman budaya disiplin berupa kendala internal dan eksternal. Kendala internal merupakan kendala yang datang dari guru itu sendiri, sementara kendala eksternal merupakan kendala yang datang dari luar diri guru.
Saran yang dapat diberikan tentang penanaman budaya nilai moral disiplin melalui mata pelajaran PKn, yaitu agar penanaman nilai moral kedisiplinan dapat berhasil dengan baik perlu ada konsistensi dari guru terhadap aturan yang dibuat. Guru harus dapat bersikap konsisten dan dapat menjadi teladan bagi siswanya dalam menerapkan kedisiplinan. Selain itu, perlu ada dukungan dari semua pihak baik guru mata pelajaran lain, kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan sekolah, dan karyawan. Dengan dukungan semua pihak maka upaya untuk penanaman budaya disiplin akan sedikit mengalami kendala.
*   Strategi selanjutnya dengan memberikan penyuluhan tentang kedisiplinan pada siswa
Penyuluhan merupakan dasar atau awal suatu sosialisasi dimana guru harus mendekatkan diri dengan siswa dan memberikan pengertian pengertian, contoh sikap, manfaat dan tujuan tentang disiplin itu sendiri. Mereka juga harus diberi arahan dan dijelaskan alasan mengapa mereka ditanamkan karakter disiplin dan mengapa mereka  harus melaksanakan tata tertib karena agar siswa mampu mendisiplinkan diri mereka sendiri, karena disiplin merupakan pusatnya kehidupan disekolah, disiplin akan menciptakan iklim yang kondusif baik dalam pelajaran diselas maupun kegiatan disekolah, dan kebiasaan disiplin disekolah akan membuat siswa menjadi disiplin pula dalam kehidupan dimasyarakat nantinya.
Jadi apabila siswa nantinya menaati tata tertib yang ada dikelas maupun disekolah siswa tidak akan ragu dan tidak akan hanya sekerdar melakukannya karena terpaksa tapi mereka melakukannya karena mereka paham dengan apa yang mereka lakukan mereka mengerti apa manfaat dan apa akibatnya mereka tidak melakukan tindakan prilaku kedisiplinan tersebut.
*        Strategi selanjutnya dengan membimbing dan mengarahkan perilaku siswa kearah yang positif
Membimbing dan mengarahkan perilaku siswa kearah yang positif yang dapat memberi manfaat bagi diri siswa sendiri dan lingkungan. Respon positif terhadap suatu tingkah laku tertentu siswa, memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali. Apabila pengaruh positif ini diperoleh setelah guru memberikan bimbingan maka akan timbuk kesadaran siswa untuk dapat mendisplinkan dirinya setiap waktu dengan baik. Contoh: keadaan siswa dan tingkah laku siswa termasuk dari hasil bimbingan yang positif yang dilakukan oleh guru dan pada akhirnya siswa tidak akan mengulangi perbuatan yang salah.
*        Strategi selanjutnya memperlihatkan perilaku disiplin yang baik kepada siswa
Disamping tugas guru sebagai mendidik dan mengajar guru juga berperan sebagai model atau contoh bagi siswanya. Setiap siswa mengharapkan guru mereka menjadi contoh dan model baginya. Karena siswa tidak hanya belajar apa yang dikatakan guru mereka juga belajar dari totalitas kepribadian gurunya. Contohnya: kalu gurunya rapi berseragam anak didiknyapun  akan demikian pula, kalau selalu tetap waktu tiba disekolah maka anak didikpun akan tepat waktu pula tiba disekolah. Maka dalam hal ini siswa akan terlatih dan terbiasa akan kedisplinan yang diterapkan dlam kehidupan sehari-hari meskipun.
*        Strategi selanjutnya dengan mengadakan sosialisasi dan pertemuan antara guru dan orang tua wali murid.
Guru dan orang tua wali murid bekerja sama dalam menanamkan perilaku karakter disiplin pada siswa, jadi selain perilaku disiplin itu di terapkan di sekolah juga diterapkan di lingkungan rumah dengan orang tua sebagai pengawasannya. Terkadang anak memang perlu diberikan sebuah kepercayaan dalam melakukan sesuatu tapi sebagai awal dari penanaman prilaku karakter disiplin alangkah baiknya bila orangtua yang mengawasinya apakah ssudah benar dan sudah terlaksana dan tertanam dengan baik prilaku disiplin tersebut, jadi dalam sosialisasi dan pertemuan guru dengan wali murid siswa ini, guru juga bias sharing kepada wali murid ataupun sebaliknya wali murid yang bias sharing pada guru tentang prilaku anaknya dan kedisplinan anaknya disekolah maupun dirumah. Jadi intinya di strategi ini guru dan orang tua sama sama berjuang dan bekerja sama untuk penanaman budaya disiplin diri pada anak.



*        Strategi selanjutnya Dengan memberikan hukuman yang mendidik bagi siswa.
Terkadang umumnya siswa tidak akan mematuhi dan menjalankan suatu peraturan atau tata tertib apabila tata tertib tersebut tidak berkontraksi langsung atau berefek langsung pada siswa. Artinya disini hukuman tapi hukuman yang mendidik contohnya memberikan beberapa soal yang sekiranya siswa tersebut tidak menyukai pelajaran itu dan menyuruh siswa mengerjakan saat pulang sekolah hingga selesai dengan dijaga oleh guru. Karena apabila tidak adanya hukuman siswa tidak akan mau atau akan acuh tak acuh tentang tata tertib tersebut. Contoh hukuman mendidik: jika anak tersebut tidak mengerjakan PR maka seorang guru memberikan hukuman yang mendidik misalnya saja menambah soal yang diberikan atau pada saat pulang sekolah anak tersebut dikasih soal dan disuruh dikerjakan pada saat temannya pulang semua maka anak tersebut kaan jera dengan perbuataannya
Untuk menerapkan disiplin siswa diperlukan sikap yang demokratis artinya pendidik mempunyai tenggang rasa untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyatakan pendapat, keluhan, kegelisahan, dan pendidikan menangani secara wajardan membimbingnya. Dengan sikap ini terjadilah penyesuaian diri terhadap pendidik, mata pelajaran, teman sebaya, dan lingkungan sekolah
Maka dari beberapa strategi yang dilakukan untuk penanaman budaya disiplin dapat disimpulkan bahwanya penanaman budaya dispilin dipengarauhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut yang sangat berpengaruh penting dalam siswa yaitu faktor keluarga (orang tua) dan faktor lingkungan (sekolah dan masyarakat) peranan faktor itu harus seimbang untuk mewujukkan agar penanaman budaya displin akan menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh anak.