Strategi
penanaman budaya disiplin pada tingkat SD, pada dasarnya disiplin merupakan suatu
pendidikan yang bertujuan mengarahkan perilaku anak sesuai dengan nilai-nilai
umum dimasyarakat. Dasar utama untuk melatih anak untuk melakukannya dengan
kebiasaan sehari-hari dimana seorang anak akan terbiasa untuk menanamkan budaya
disiplin tersebut. Penanaman budaya disiplin diterapkan ke siswa agar siswa
mampu mendisplinkan diri sendiri, disiplin pusat berputarnya kehidupan sekolah
dengan displin yang tinggi maka akan menciptakan belajar yang kondusif,
kebiasaan displin di sekolah diharapkan menghasilkan kebiasaan berdisplin di
masyarakat.
Yang
pertama dari faktor orang tua (keluarga) yang selalu mendukung anaknya untuk
melatih disiplin tetapi menanamkan disiplin sejak kecil memang harus dilakukan,
tentu saja melatih disiplin pada anak dengan beberapa strategi sebagai berikut:
1. Penuh
kasih sayang sangat penting dan sama-sama dibutuhkan anak, tetapi harus
disesuaikan dengan usia anaknya
2. Pendekatan,
maksudnya ada aturan yang jelas namun hubungan antara orang tua dan anak cukup
hangat atau orang tua yang tetap menjaga kedekatan emosionalnya.
Jangan
sampai melatih disiplin pada anak membuat hubungan antara orang tua dan anak
menjadi jauh sehingga tidak ada lagi keakraban dan kehangatandalam keluarga.
3. Kesabaran,
melatih disiplin pada anak gar berhasil diperlukan kesabaran orang tua untuk
menjelaskan mana yang boleh dan tidak, disertai penjelasan yang tepat dan
disampaikan dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh anak. Bila ingin
mengenalkan dan penanaman budaya disiplin harus mengenalkan disiplin sejak dini
pada anak sebaiknya penanaman disiplin harus dikaitkan dengan dunia anak. Yaitu
dunia anak yang menyenangkan serta bermain. Meskipun begitu anak tetap
mendapatkan hukuman bila anak melakukan sebuah kesalahan, tapi hukuman harus
disesuaikan dengan usia anak dan disertai penjelasan mengapa ia harus dihukum.
Hindari hukuman fisik serta jangan lupa memberikan pujian atau reward jika anak
melakukan hal yang positif.
4. Pembiasaan,
pembiasaan perlu dilakukan anak terbiasa disiplin terhadap apa yang akan
dilkukannya dan tanggung jawabnaya. Contohnya: Pada anak untuk membereskan dan
mengembalikan mainanya ditempat semula. Dengan begitu anak dibiasakan hidaup
tertib dan teratur serta bertanggung jawab dengan kegiatan yang telah dilakukan
Yang kedua
Faktor lingkungan sekolah, sekolah yang menanamkan sikap disiplin kepada
peserta didiknya yang juga terdapat di pendidikan karakter.
Penanaman budaya karakter di
tingkat SD diliat dari karakter masing-masing kelas misalnya:
Strategi pertama untuk penanaman budaya
disiplin ditingkat sd dengan sistem tata tertib sekolah dan tata tertib kelas
Di
setiap lembaga sekolah terdapat suatu misi dan visi yang berbeda dan peratulan
pula juga berbeda, peraturan tersebut dibuat dengan tata tertib di sekolah
tersebut. Tata tertib disuatu sekolah harus dilaksanakan dan wajib dipatuhi
selama berada pada sekolah itu. Tata tertib bukan dilakukan oleh seorang siswa
saja melainkan semua warga sekolah misalnya: kepala sekolah, guru, staf-staf
yang ada disekolah tersebut. Contoh tata tertib disekolah: tidak boleh datang
terlambat maka peraturan tersebut harus dipatuhi bersama guru maupun siswa.
Tata tertib dikelas
juga mempunyai aturan sendiri tergantung oleh wali gurunya dan siswa yang
berada dikelas tersebut dengan kesepatan bersama atau kontrak belajar jika
melanggar peraturan tata tertib maka ada hukuman juga, tetapi hukuman tersebut yang mendidik anak
tidak boleh dengan fisik. Contoh menanaman disiplin kelas:
1. Melalui model atau contoh yang
diperlihatkan oleh guru, anak-anak akan dapat langsung perilaku, keterampilan,
dan sikap yang dianjurkan (Elias, 1997)
2. Adakan pertemuan kelas secara
berkala sebagai salah satu alternative yang efektif untuk menanamkan dan
menangani disiplin kelas.
3. Terapkan aturan secara
fleksibel (luwes) sehingga siswa tidak merasa tertekan.
4. Sesuaikan penerapan aturan
dengan tingkat perkembangan anak.
5. Libatkan siswa dalam membuat
aturan kelas
Strategi
selanjutnya untuk penanaman budaya disiplin ditingkat sd dengan
cara mengetahui karakteristik peserta didik.
Karaktertik
siswa SD pada saat ini usia dimulai dari usia 6-12 tahun
Karakteristik pada Masa Kelas Rendah SD (Kelas 1,2, dan
3)
a. Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan prestasi
sekolah
b. Suka memuji diri sendiri
c.
Apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu dianggapnya tidak penting
d. Suka membandingkan dirinya dengan
anak lain dalam hal yang menguntungkan dirinya
e. Suka meremehkan orang lain
Karakteristik pada Masa Kelas Tinggi SD (Kelas 4,5, dan
6).
a.
Perhatianya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari
b. Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis
c. Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus
d.
Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di
sekolah
Strategi
saya setelah mengetahui karakteristik peserta didik, strategi selanjutnya
dengan cara memilihan model dan strategi pembelajaran di dalam proses KBM
Setiap
seorang guru harus dituntun untuk menyiapkan apa yang harus diajarkan pada
peserta didiknya maka guru memilih model pembelajaran dan strategi apa yang
harus dipilih sesuai dengan karakter siswanya yang sesuai. Pada proses kegiatan
belajar mengajar alangkah baiknya digabungkan dengan pendidikan karakter
misalnya dengan nilai disiplin. Menanamkan sebuah karakter kedisiplinan pada
siswa dan model itu dilaksanakan dengan pengelolaan kelas yang baik dan mengacu
pada target utama yaitu selain penyampaian materi juga penanaman karakter
disiplin pada diri siswa.seperti yang sudah diketahui, bahwa proses
pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan guru untuk membantu terjadinya
proses belajar pada diri siswa.
Oleh karena itu, pembelajaran harus
dirancang dan dilaksanakan secara
sistematis dan sistemik. Oleh karena itu, guru dituntut untuk mampu merancang
dan melaksanakan pembelajaran dengan baik. Mengingat pentingnya penguasaan guru
terhadap kemampuan merancang dan
melaksanakan pembelajaran.
Strategi
selanjutnya dengan melalui mata pelajaran PKN
Upaya
yang dilakukan oleh guru PKn dalam penanaman budaya disiplin adalah melalui
cara mendisiplinkan siswa dengan pendekatan yang demokratis. Hal itu terlihat
dari aturan yang dibuat guru di kelas dibuat dengan cara menggunakan penjelasan
dan rasional mengapa siswa harus melakukan sikap tertentu (disiplin) dalam
pembelajaran. Guru dalam menerapkan cara ini juga lebih mengedepankan aspek
edukatif daripada hukuman yang diberikan. Kendala yang dihadapi guru dalam penanaman
budaya disiplin berupa kendala internal dan eksternal. Kendala internal
merupakan kendala yang datang dari guru itu sendiri, sementara kendala
eksternal merupakan kendala yang datang dari luar diri guru.
Saran
yang dapat diberikan tentang penanaman budaya nilai moral disiplin melalui mata
pelajaran PKn, yaitu agar penanaman nilai moral kedisiplinan dapat berhasil
dengan baik perlu ada konsistensi dari guru terhadap aturan yang dibuat. Guru
harus dapat bersikap konsisten dan dapat menjadi teladan bagi siswanya dalam
menerapkan kedisiplinan. Selain itu, perlu ada dukungan dari semua pihak baik
guru mata pelajaran lain, kepala sekolah sebagai pengambil kebijakan sekolah,
dan karyawan. Dengan dukungan semua pihak maka upaya untuk penanaman budaya
disiplin akan sedikit mengalami kendala.
Strategi
selanjutnya dengan memberikan penyuluhan tentang kedisiplinan pada siswa
Penyuluhan merupakan dasar atau awal suatu
sosialisasi dimana guru harus mendekatkan diri dengan siswa dan memberikan
pengertian pengertian, contoh sikap, manfaat dan tujuan tentang disiplin itu
sendiri. Mereka juga harus diberi arahan dan dijelaskan alasan mengapa mereka
ditanamkan karakter disiplin dan mengapa mereka
harus melaksanakan tata tertib karena agar siswa mampu mendisiplinkan
diri mereka sendiri, karena disiplin merupakan pusatnya kehidupan disekolah,
disiplin akan menciptakan iklim yang kondusif baik dalam pelajaran diselas
maupun kegiatan disekolah, dan kebiasaan disiplin disekolah akan membuat siswa
menjadi disiplin pula dalam kehidupan dimasyarakat nantinya.
Jadi apabila siswa nantinya menaati tata
tertib yang ada dikelas maupun disekolah siswa tidak akan ragu dan tidak akan
hanya sekerdar melakukannya karena terpaksa tapi mereka melakukannya karena
mereka paham dengan apa yang mereka lakukan mereka mengerti apa manfaat dan apa
akibatnya mereka tidak melakukan tindakan prilaku kedisiplinan tersebut.
Strategi selanjutnya dengan membimbing
dan mengarahkan perilaku siswa kearah yang positif
Membimbing
dan mengarahkan perilaku siswa kearah yang positif yang dapat memberi manfaat
bagi diri siswa sendiri dan lingkungan. Respon positif terhadap suatu tingkah
laku tertentu siswa, memungkinkan tingkah laku tersebut timbul kembali. Apabila
pengaruh positif ini diperoleh setelah guru memberikan bimbingan maka akan
timbuk kesadaran siswa untuk dapat mendisplinkan dirinya setiap waktu dengan
baik. Contoh: keadaan siswa dan tingkah laku siswa termasuk dari hasil
bimbingan yang positif yang dilakukan oleh guru dan pada akhirnya siswa tidak
akan mengulangi perbuatan yang salah.
Strategi selanjutnya memperlihatkan
perilaku disiplin yang baik kepada siswa
Disamping
tugas guru sebagai mendidik dan mengajar guru juga berperan sebagai model atau
contoh bagi siswanya. Setiap siswa mengharapkan guru mereka menjadi contoh dan
model baginya. Karena siswa tidak hanya belajar apa yang dikatakan guru mereka
juga belajar dari totalitas kepribadian gurunya. Contohnya: kalu gurunya rapi
berseragam anak didiknyapun akan demikian
pula, kalau selalu tetap waktu tiba disekolah maka anak didikpun akan tepat
waktu pula tiba disekolah. Maka dalam hal ini siswa akan terlatih dan terbiasa
akan kedisplinan yang diterapkan dlam kehidupan sehari-hari meskipun.
Strategi selanjutnya dengan mengadakan
sosialisasi dan pertemuan antara guru dan orang tua wali murid.
Guru
dan orang tua wali murid bekerja sama dalam menanamkan perilaku karakter
disiplin pada siswa, jadi selain perilaku disiplin itu di terapkan di sekolah
juga diterapkan di lingkungan rumah dengan orang tua sebagai pengawasannya.
Terkadang anak memang perlu diberikan sebuah kepercayaan dalam melakukan
sesuatu tapi sebagai awal dari penanaman prilaku karakter disiplin alangkah
baiknya bila orangtua yang mengawasinya apakah ssudah benar dan sudah
terlaksana dan tertanam dengan baik prilaku disiplin tersebut, jadi dalam
sosialisasi dan pertemuan guru dengan wali murid siswa ini, guru juga bias
sharing kepada wali murid ataupun sebaliknya wali murid yang bias sharing pada
guru tentang prilaku anaknya dan kedisplinan anaknya disekolah maupun dirumah.
Jadi intinya di strategi ini guru dan orang tua sama sama berjuang dan bekerja
sama untuk penanaman budaya disiplin diri pada anak.
Strategi selanjutnya Dengan memberikan
hukuman yang mendidik bagi siswa.
Terkadang umumnya siswa tidak akan
mematuhi dan menjalankan suatu peraturan atau tata tertib apabila tata tertib
tersebut tidak berkontraksi langsung atau berefek langsung pada siswa. Artinya
disini hukuman tapi hukuman yang mendidik contohnya memberikan beberapa soal
yang sekiranya siswa tersebut tidak menyukai pelajaran itu dan menyuruh siswa
mengerjakan saat pulang sekolah hingga selesai dengan dijaga oleh guru. Karena
apabila tidak adanya hukuman siswa tidak akan mau atau akan acuh tak acuh
tentang tata tertib tersebut. Contoh hukuman mendidik: jika anak tersebut tidak
mengerjakan PR maka seorang guru memberikan hukuman yang mendidik misalnya saja
menambah soal yang diberikan atau pada saat pulang sekolah anak tersebut
dikasih soal dan disuruh dikerjakan pada saat temannya pulang semua maka anak
tersebut kaan jera dengan perbuataannya
Untuk menerapkan disiplin siswa
diperlukan sikap yang demokratis artinya pendidik mempunyai tenggang rasa untuk
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyatakan pendapat, keluhan, kegelisahan,
dan pendidikan menangani secara wajardan membimbingnya. Dengan sikap ini
terjadilah penyesuaian diri terhadap pendidik, mata pelajaran, teman sebaya,
dan lingkungan sekolah
Maka dari beberapa strategi yang
dilakukan untuk penanaman budaya disiplin dapat disimpulkan bahwanya penanaman
budaya dispilin dipengarauhi oleh beberapa faktor. Faktor tersebut yang sangat
berpengaruh penting dalam siswa yaitu faktor keluarga (orang tua) dan faktor
lingkungan (sekolah dan masyarakat) peranan faktor itu harus seimbang untuk
mewujukkan agar penanaman budaya displin akan menjadi kebiasaan yang dilakukan
oleh anak.
No comments:
Post a Comment