ARTIKEL PENDIDIKAN
GAME ONLINE TURUNKAN PRESTASI SISWA
Solusi:
Menurut saya,
game online saat ini mempengaruhi
prestasi belajar siswa disebabkan dengan kebiasaannya yang sering dan suatu
hobi yang tidak terlebas dari kesukaannya tersebut. Faktor orang tua dan faktor
lingkungan disini sangat berperan penting untuk mengurangi kecanduan game
online, orang tua harus bertindak dengan cara mendidik dan mengarahkan hal
positif dan negatife yang berdampak pada diri anaknya dengan begitu anak akan
mengerti. Cara alternatife yang bisa dilakukan untuk memulihkan anak dari
kecanduan game online, seperti:
- Kenalkan anak pada permainan-permainan kreatif diluar game online. Permainan-permainan kreatif, selain dapat mengurangi kecanduan terhadap game anak online juga dapat mendukung perkembangan anak .
- Bermain game online seharusnya diperbolehkan hanya setelah anak selesai mengerjakan tanggung jawabnya. Misalnya, orang tua sangat dianjurkan untuk menetapkan aturan bahwa gama online atau video game hanya bisa dimainkan setelah anak selesai mengerjakan PR.
- Untuk mencegah kecanduan game online, anak harus di batasi bermain game online tidak lebih dari satu atau dua jam per hari - terutama selama tahun ajaran sekolah.
- Meskipun jika anak bermain game online beberapa jam dapat memberikan waktu luang yang berharga untuk ibu dan ayah yang sibuk, orang tua harus memastikan bahwa game online tidak menjadi kegiatan utama anak mereka.
- Akses untuk game online harus dipandang sebagai hak istimewa yang diperoleh anak, bukan hak otomatis.
- Tips Cara Mengatasi Anak Kecanduan Game Online
1. Expose Anak ke
Aktifitas Lain
Kita bisa meminta anak
kita untuk bergabung dalam suatu kegiatan positif yang tidak melibatkan hal-hal
secara online.
2. Tamasya Keluarga
Ajak mereka untuk
pergi ke pantai atau keluar kota di mana mereka akan menikmati alam dengan
keluarga dan teman-teman mereka.Dengan melakukan ini, kita dapat mengekspos
mereka keluar dan pada saat yang sama membuat mereka offline untuk beberapa
waktu.
3. Kegiatan Olahraga
Kegiatan lain seperti
olahraga dapat membantu anak melupakan game online. Ajaklah anak pergi ke
taman untuk bermain basket, sepak bola atau baseball.Ini akan membantu mereka
mengatasi kecanduan game online.
4. Ekstrakurikuler
Sekolah
Doronglah anak kita
untuk ikut ekstrakurikuler sekolah sepeti misalnya menari, menyanyi, akting
seni atau sepak bola.Hal ini dapat berfungsi sebagai gangguan untuk kegiatan
online mereka.Dengan demikian dapat membuat mereka menjadi lebih bersosialisasi
dan menikmati waktu bersama orang lain secara fisik.
5. Kegiatan Agama
Ajak mereka untuk ikut
mengaji di masjid terdekat untuk belajar membaca Quran dan belajar sholat. Aktifitas
ini tidak hanya dapat membantu mereka secara fisik dan mental, tetapi juga
dapat membantu mereka secara rohani yang pada gilirannya dapat membuat mereka
menjadi anak yang lebih baik.
Seberapapun keras berusaha untuk mengalihkan
kegemaran anak memainkan game online, tidak akan berhasil tanpa memberikan
pemahaman terhadap anak mengenai kebaikan dan keburukan dari game online.
Dengan pemahaman yang benar, makaakan muncul kesadaran dari dalam diri anak
untuk memainkan game online secara tidak
berlebihan.
“Munculnya Sindikat Pencuri dikalangan Anak Usia
Sekolah Dasar”
Solusi:
Ketika anak tertangkap basah
mencuri, reaksi orang tua mesti dikontrol. Itu bergantung pada apakah kejadian
itu pertama kali atau memang sudah ada pola perilaku mencuri sebelumnya. Dengan
anak yang berusia masih sangat muda, orang tua mesti membantu memberi
pemahaman, mencuri adalah salah. Mencuri adalah mengambil barang tanpa ijin
atau membayar, itu akan melukai orang lain. Jika anak prasekolah mengambil
permen, misal, orang tua dapat mengajarkan dengan membantu si anak
mengembalikan permen tersebut. Jika anak telah memakan barang curian, orang tua
semestinya membawa anak kembali ke toko untuk meminta maaf dan membayar barang
tersebut.
Anak usia sekolah, masih sangat
penting untuk membiasakan mengembalikan barang yang dicuri. Memang anak kelas
satu atau dua seharusnya sudah paham mencuri adalah salah. Namun mereka mungkin
masih membutuhkan pemahaman atas konsekuensi perilaku mereka.
Salah satu contoh jika seorang anak
mengambil tanpa permisi, orang tua harus menegur dan tak lupa menekankan,
bagaimana rasanya bila seorang mengambil barang miliknya tanpa meminta ijin
terlebih dahulu. Orang tua harus mendorong anak untuk menghubungi teman dan
minta maaf, menjelaskan apa yang terjadi dan berjanji akan mengembalikan
segera.
Ketika pencurian dilakukan anak
remaja, dianjurkan orang tua memberi konsekuensi lebih keras. Misal, ketika
anak remaja anda tertangkap mencuri, orang tua dapat membawa anak kembali ke
toko, bertemu ke bagian keamanan, menjelaskan dan meminta maaf atas apa yang
terjadi.
Perasaan malu menghadapi apa yang
telah ia perbuat dengan mengembalikan barang curian bisa menjadi pelajaran
menetap yang berharga, mengapa mencuri itu salah. Hukuman lebih lanjut, seperti
hukuman fisik, tak perlu dilakukan. Itu hanya akan membuat anak marah dan
cenderung melakukan hal-hal lebih buruk.
Anak-anak di setiap usia perlu tahu,
mencuri bukan sekedar mengambil barang millik orang lain, tetapi hal itu sama
dengan mengambil sesuatu dari orang yang tanpa seijinnya. Mereka harus paham,
mencuri adalah kriminal dan dapat mengarah pada konsekuensi lebih jauh dari
sekedar tak boleh keluar rumah. Ada hukuman lebih berat, seperti masuk penjara.
Bila mencuri dilakukan anak pada
barang-barang milik orang tua, anak pun harus tetap diberi hukuman. Misal, beri
tawaran membayar kembali uang dengan melakukan pekerjaan rumah tangga ekstra.
Itu sangat penting. Tetapi, sebaiknya orang tua tidak meninggalkan uang di
tempat terbuka yang gampang dijangkau anak, apalagi untuk menjebak mereka. Itu
hanya akan memperparah hubungan saling percaya antar orang tua dan anak.
Berikut adalah cara mengatasi
kebiasaan mencuri pada anak yang dapat dilakukan oleh orang tua sebagai sumber
pendidik yang utama dalam perkembangan anak. Karena seorang anak bermasalah
tidak lepas dari kurangnya tanggung jawab orang tua dalam mendidiknya. Peranan
sekolahpun menjadi penting ketika orang tua tak lagi merasa bertanggung jawab
atas anaknya sendiri. Penanaman moral dan pendidikan akhlak harus diterapkan
sejak dini agar tidak terjadi kasus-kasus pencurian yang sama yang dilakukan
oleh anak-anak usia sekolah apalagi anak usia sekolah dasar. Beberapa hal yang
dapat dilakukan oleh orang tua jika mendapati anaknya ternyata suka mencuri
adalah:
1. Mencukupi kebutuhan anak
dan memberikan pengertian untuk bersabar
Banyak anak suka mencuri karena keinginan yang dibutuhkan
belum terpenuhi. Sebaiknya orang tua mengoreksi diri, apakah ada kebutuhan anak
yang belum dicukupi ? Kelalaian itu bisa terjadi dalam bentuk : tidak memberi
makanan yang bergizi, atau tidak menyediakan alat tulis yang dibutuhkan, atau
keperluan sehari- hari lainnya. Semuanya itu akan membuat anak tergoda untuk
melakukan pencurian.
melakukan pencurian.
Memberikan pengertian pada anak (disesuaikan dengan usia
anak) agar bersabar apabila keinginan yang diharapkan anak belum bisa
dikabulkan, dalam hal ini diperlukan komunikasi yang terbuka, baik & penuh
kasih sayang antara orang tua dan anak, agar anak juga bisa memahami mengapa
keinginannya belum atau tidak bisa dikabulkan.
2. Memberi perhatian yang cukup
Ada pencurian karena adanya ketidakstabilan dalam jiwa anak.
Orang tua yang sibuk hanya tahu mencukupi kebutuhan anak secara materi, tetapi
melalaikan kebutuhan rohaninya. Bila anak itu sehat, puas dan stabil jwanya,
tidak mungkin ia mencuri untuk mencari perhatian orang dewasa.
3. Mengenali pergaulan anak
Ketika diketahui anak mulai suka mencuri, segera selidiki
lebih dahulu tentang teman-temannya. Apakah ia bergaul dengan teman- teman yang
berperangai buruk, yang menganggap mencuri itu satu keberanian atau mereka
diancam untuk mencuri. Jika benar teman- teman itu yang bermasalah, maka dengan
sabar orang tua harus mengajar anak dan menjelaskan akibat buruk dari mencuri
itu.
4. Menyelidiki motivasinya
Selain unsur di atas, mungkin masih ada motivasi yang tersembunyi
yang mendorong anak itu mencuri. Cobalah untuk mengetahui kehidupan sosial anak
itu, mungkin mereka senang bermain dengan teman sebaya yang diantaranya ada
yang suka mencuri, sedang berpacaran atau sedang terjerumus pada obat-obat
terlarang seperti: ganja atau minuman keras. Bila orang tua dengan teliti
menyelidiki motivasi anak mencuri, maka akan lebih mudah mengatasi masalahnya.
5.
Memasukkan konsep nilai yang benar
Sejak kecil orang tua sudah harus mendidik perbedaan antara
“ini milik kamu” dan “ini milik saya”. Jangan membiarkan anak sembarangan
mengambil barang orang lain. Kalau dalam tas atau di saku ditemukan barang
milik teman, anak harus segera mengembalikannya. Menerapkan konsep yang benar
harus disertai dengan teladan yang baik supaya anak tidak tamak terhadap hal
apa pun sekalipun itu hal yang kecil atau sembarangan meminjam barang milik
orang lain. Berikanlah penghargaan dan pujian bila mereka mampu mengurus atau
mengatur barangnya sendiri.
Kesimpulan:
Dari permasalahan diatas dapat diambil
kesimpulan. Tiga syarat sikap kita dalam menghadapi permasalahan anak yang suka
mencuri adalah:
1. Bersikap tenang dan bijaksana dalam mengambil keputusan
2. Mengatasi permasalahan anak dengan rasa kasih sayang
3. Memahami anak sebagai pribadi yang berkembang
Saran:
Di dalam menangani anak bermasalah
tidak dibenarkan melalui cara, memarahi anak, mengurung anak, atau bahkan
memukulinya. Sudah tentu, cara-cara tersebut tidak dapat dibenarkan, di samping
termasuk “kejahatan terhadap anak”, cara tersebut juga tidak efektif untuk
mengubah perilaku anak bermasalah menjadi baik. Jika memang berubah menjadi
baik, perubahan yang terjadi akan menyimpan kesan buruk dalam diri anak, atau
perubahan itu tidak berlangsung lama karena tidak berangkat dari sebuah kesadaran.
Perhatian orang tua yang lebih pada anak diharapkan dapat meminimalkan anak
menjadi anak yang bermasalah.
Munculnya Sindikat Pencuri dikalangan Anak
Usia Sekolah Dasar
Sindikat pencuri dikalangan anak
usia sekolah terbongkar dari salah satu anggota sindikat yaitu seorang anak SD
yang ketahuan mencuri uang di sekolahnya beberapa kali. Aksi mencuri uang dan
alat peraga IPA yang dilakukan oleh sindikat pencuri ini mulai dicurigai pada
saat libur kenaikan kelas tahun ajaran 2009/2010 tepatnya saat libur puasa
menjelang idul fitri. Seorang guru yang ingin mengambil buku di kantor SD
tersebut terkejut ketika mengetahui ruang kegiatan praktik IPA dengan
kelengkapannya telah berantakan dan pintunya tidak terkunci. Setelah di cek,
beberapa alat peraga telah hilang. Di kantor guru pun semua kunci pintu dan
almari yang tersimpan di almari khusus telah diacak-acak. Dari kesaksian warga
di sekitar SD tersebut menyebutkan bahwa ada beberapa anak yang memasuki
lingkungan sekolah beberapa kali. Namun karena salah seorang dari rombongan
anak-anak tersebut adalah siswa SD di sekolah tersebut, warga tidak merasa
curiga.
Awal masuk sekolah tahun ajaran
barupun diawali dengan hebohnya berita diacak-acaknya ruang kegiatan praktik IPA.
Tepat hari senin seminggu setelah awal masuk, barulah diketahui lagi kalau
kotak infaq yang berada di mushola dan di almari kantor guru telah kosong.
Bapak Ibu Guru pun semakin yakin akan kasus pencurian ini dilakukan oleh salah
satu murid yang disebutkan oleh warga sekitar SD yang sering melihat anak
tersebut berkeliling di lingkungan SD. Setelah dicurigai, anak tersebut
akhirnya dipanggil dan dimintai keterangan. Awalnya anak tersebut bersikukuh
tidak mengakui perbuatannya. Sampai tiga hari diasingkan diruang UKS tanpa
boleh dijenguk dan berinteraksi dengan siapapun. Keesokan harinya, barulah ia
mengaku bahwa memang benar telah mencuri uang infaq dan alat peraga IPA diruang
kegiatan. Namun tidak ia lakukan sendiri. Aksi mereka dilakukan berlima.
Anak SD tersebut akhirnya diberi
peringatan dan bimbingan dari para guru dan diperbolehkan mengikuti kegiatan
belajar mengajar. Namun seminggu setelah itu, uang infaq yang berada di almari
yang selalu terisi lagi ditiap hari jum’at pun diambilnya lagi melalui atap
kantor dan masuk melalui genteng. Aksinya tersebut selalu saja terulang sampai
lebih dari lima kali meskipun juga telah diberi sangsi sampai tidak boleh masuk
sekolah. Uang koperasi pun tidak luput di curinya. Para guru pun telah memberi
tahu orang tua siswa akan kesalahannya. Namun pihak orang tua terkesan membela
anaknya.
Sampai pada batas terakhir, para
gurupun merasa geram dengan perbuatannya dan mengintrogasi secara tegas akan
perbuatannya. Dari pengakuan anak tersebut, barulah diketahui bahwa aksinya
tidaklah sendirian. Ia merupakan bagian dari satu kelompok anak-anak usia
sekolah yang memang suka mencuri yang hasilnya selalu dibagi sama rata dan
digunakan untuk menyewa Play Station ataupun main PS. Karena ketagihan dan
tidak memiliki uang untuk menyewa, menjadi alasan mereka mencuri tanpa
mengenal jera.
Dari informasi yang didapat dari
siswa SD tersebut, sekumpulan anak-anak yang terlibat dalam aksi mencuri di SD
tersebut dipanggil dan ditanyai satu per satu untuk mengetahui kebenaran
informasi dari siswa SD tersebut.
Selang waktu dua minggu, terdengar
kabar bahwa SD 1 600 meter dari SD 2 yang mengalami pencurian, juga mengalami
hal yang sama. Bahkan conter HP dan tempat foto copy di dekatnya juga
kehilangan sebuah HP dan uang. Sebagai jalan terakhir, SD 2 pun memanggil
polsek dari sektor Tanjungsari untuk menyelidiki dan menimbulkan efek jera
untuk sekumpulan anak-anak yang suka mencuri ini. Setelah diselidiki, polsekpun
mendapatkan informasi bahwa ternyata mereka adalah suatu sindikat/ sekumpulan pencuri
yang telah terorganisir dari beberapa dusun menjadi satu yang sering melakukan
aksinya dengan cara bergerombol dan saling membagi hasil pencurian.
Dikumpulkannya sekumpulan anak-anak
tersebut dan diberi peringatan oleh salah satu polsek dan diberi ancaman yang
tegas. Namun meskipun mereka terbukti bersalah, karena kesepakatan sekolah
dengan polsek, maka mereka tidak memberikan sangsi pada anak-anak tersebut.
Tetapi pihak sekolah tetap memberikan sangsi untuk anak-anak ini yaitu dengan
mengganti barang dan uang yang telah diambilnya. Hal ini dilakukan agar mereka
mempunyai tanggung jawab akan perbuatannya. Dan sampai hari ini setelah adanya
peringatan dari polsek tersebut kepada sekumpulan anak-anak pencuri ini, mereka
tidak lagi mencuri. Tetapi wargapun tetap waspada dan mengamati tingkah laku
mereka.
Itulah salah satu kejadian atau
kasus yang sungguh-sungguh terjadi di salah satu SD di Hargosari Kecamatan
Tanjungsari pada bulan September 2010.
Dewan Tolak Larangan Siswa Membawa HP
Solusi:
Menurut saya, jika kebijakan Pemerintah Kota yang
bertentangan dengan Peraturan Daerah Nomor 16/12 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan, maka Pemerintah Kota harus mentaati Peraturan Daerah yang telah
tersedia, sebenarnya larangan untuk tidak membawa HP disekolah banyak dampak
positifnya, salah satu dampak positifnya adalah anak akan lebih berkonsentrasi
didalam pembelajaran. Kalaupun sekolah tidak memperbolehkan muridnya untuk
membawa HP, sekolah harus menyediakan telepon umum, kalau sewaktu-waktu salah
seorang murid membutuhkannya.
Peran guru disekolah juga sangat mempengaruhi, jika
murid tidak diperbolehkan membawa HP, pada saat mengajar guru pun tidak
diperbolehkan untuk memainkan HP pada waktu pembelajaran berlangsung, lebih
baik lagi jika guru menonaktifkan HP nya pada saat kegiatan belajar mengajar.
Pada permasalahan dijelaskan bahwa Dispendik tidak
melarang pemakaian HP sama sekali, karena bagaimanapun, alat komunikasi
tersebut masih dibutuhkan siswa. Dispendik harus mengikuti Perda. Sekolah juga
tidak diperbolehkan untuk merampas HP siswa dan akan mengembalikan pada saat
pengambilan rapor, karena HP tersebut juga bukan milik anak tersebut tetapi
pemberian orangtuanya, dan itu akan menimbulkan masalah antara sekolah dan wali
murid.
SD AMBRUK
Solusi:
Menurut saya, kejadian ambruknya SDN Wonorejo III
Sumber Asih, Probolinggo disebabkan oleh beberapa faktor, menyadarkan kita akan perlunya
pengetahuan tentang kondisi bangunan sedini mungkin, sebelum telanjur roboh dan
paling parahnya ada korban yang meninggal dan luka-luka akibat runtuhan
bangunan tersebut.
PERBAIKAN adalah tindakan
mengembalikan pada kondisi semula, sedangkan perkuatan adalah tindakan
penambahan kemampuan struktur sehingga menjadi mampu memikul beban-beban agar
bangunan aman. Namun sebelumnya timbul pertanyaan, sudah perlukah suatu
bangunan diperbaiki.
Orang awam tidak mengetahui secara
pasti, apa kriteria yang diperlukan pekerjaan tersebut, sehingga pemakai atau
instansi pemakai segera mengambil tindakan atau mengajukan dana untuk pekerjaan
tersebut.
Jika di dalam laci meja guru tiap
kelas ditemukan paku dan palu, berarti kerusakan bangunan sekolah sudah masuk
kategori sangat parah. Dengan kriteria yang menyentuh hati ini, pastilah setiap
sekolah akan memborong paku dan palu untuk diserahkan kepada para guru,
sehingga mendapatkan proyek rehabilitasi.
Masalah ini mengajak kita untuk
melihat ke depan apa solusi yang perlu dilakukan secara bersama- sama, dengan
lebih menitikberatkan bagaimana cara menanggulangi kerusakan bangunan.
Pada umumnya, bangunan gedung
direncanakan dapat berfungsi selama masa layan tertentu. Namun, selama masa
layannya, bangunan rentan terhadap kerusakan akibat berbagai hal.
Setiap kerusakan diusahakan dapat
dideteksi sedini mungkin. Satu kerusakan dapat merembet, memicu, dan
memperparah kerusakan lainnya. Semakin dini perbaikan dilakukan, semakin kecil
biaya perbaikan tersebut atau semakin kecil biaya investasi total bangunan.
Jika terlambat, semakin besar biaya
perbaikannya, agar bangunan dapat berfungsi selama masa layannya. Jika tidak
dilakukan perbaikan sama sekali dalam masa pemakaiannya, bangunan tidak dapat
mencapai Tn. Garis kurva menunjukkan biaya perbaikan semakin tinggi jika tidak
segera dilakukan perbaikan.
Karena sebagian besar bangunan SD
adalah bangunan sederhana satu lantai, yang roboh adalah struktur atap dan
dinding, berikut disampaikan jenis dan penyebab kerusakan khususnya bangunan
tersebut. Kerusakan bangunan kayu antara lain rapuh atau lapuk karena basah atau
lembab, sering terjadi pada kayu reng, usuk, dan gording karena dekat dengan
lokasi kebocoran.
Keropos karena dimakan rayap,
terlebih kayu yang tidak diawetkan sebelumnya. Retak/pecah, susut akibat proses
pengeringan kayu basah yang dipasang saat pembangunan. Selain itu cacat-cacat,
misalnya mata kayu (bekas cabang) dan retak dapat memperlemah kekuatannya.
Pada struktur kuda-kuda rangka
terjadi lepas atau bergesernya sambungan antarbatang, mur pada sambungan baut
dan pelat begel baja yang mengendur sehingga sambungan tidak rapat. Struktur
yang terbuat dari baja biasanya terkena korosi pada lokasi yang basah/lembab. Cat
terkelupas dan timbul gelembung-gelembung pada bagian yang catnya masih
menempel. Gelembung disebabkan karena pembesaran volume akibat proses korosi.
Pada bangunan satu lantai biasanya
rangka kolom dan balok praktis (hanya setebal dinding setengah bata) dari beton
bertulang berfungsi sebagai pengaku dinding sekaligus pendukung struktur atap.
Kualitas betonnya sering kurang memenuhi syarat karena selimut beton terlalu
tipis, keropos, dan banyak pori, yang disebabkan pelaksanaan pengecoran yang
sulit dan tukang cenderung memberi banyak air.
Karena kualitas kurang baik, korosi
baja tulangan tak dapat dihindari, apalagi dipacu udara lembab atau basah.
Proses korosi sering tidak dapat dilihat dari luar. Kadang-kadang disertai
pengelupasan beton bagian luar karena pada proses korosi dihasilkan senyawa
baru dengan volume lebih besar sehingga mendesak beton di sekelilingnya.
Terjadilah retak dan beton bagian
luar terkelupas. Baja tulangan menjadi terbuka, sehingga memicu proses korosi
berikutnya. Karena luas penampang baja tulangan berkurang dan beton terkelupas,
kekuatannya akan berkurang, yang mengakibatkan keruntuhan bangunan.
Kerusakan atap, rangka, dan dinding
dapat disebabkan oleh penurunan setempat atau sebagian bangunan, karena tanah
dasar lembek, fondasi terlalu dangkal, atau daerah timbunan. Penurunan sering
terjadi beberapa tahun setelah pembangunan selesai, yang disebabkan karena
butir-butir tanah semakin merapat secara perlahan-lahan akibat beban di
atasnya. Tanah di bawah fondasi atau tanah timbunan yang kurang baik, misalnya
tanah lempung atau tercampur dengan humus akan terjadi kembang susut akibat
perubahan kadar air tanah.
Secara umum, setelah suatu bangunan
berdiri, diperlukan tindakan pemeriksaan rutin/periodik dan terjadwal setiap
1-4 tahun sekali. Selang waktu pemeriksaan tergantung dari jenis bangunan,
bahan bangunan, lokasi, dan tingkat keutamaan bangunan.
Pemeriksaan dapat dilakukan sendiri
oleh pihak pemilik atau pemakai secara visual tanpa diperlukan alat khusus.
Pada Gambar 2 ditunjukkan langkah-langkah pemeriksaan, penyelidikan, evaluasi,
dan perbaikan atau perkuatan jika diperlukan.
Pemeriksaan struktur atap antara
lain mengamati secara visual dari dekat, untuk mengetahui kondisi kerusakan
yang telah diuraikan di atas. Jika perlu naik di atas plafon, untuk mengetahui
apakah ada genteng yang terbuka atau pecah yang menyebabkan kebocoran, ada
baiknya pemeriksaan dilakukan pada saat hujan.
Pemeriksaan struktur beton bertulang
biasanya difokuskan pada retak, pecah, atau lepasnya beton bagian luar, korosi
baja tulangan, penurunan, dan kemiringan. Meskipun jadwal pemeriksaan rutin
belum sampai pada jadwal waktu yang telah ditetapkan, namun segera dilakukan
pemeriksaan setelah terjadi gempa dan kebakaran, apakah terjadi hal-hal yang
mengkhawatirkan, misalnya retak, pecah, patah, alat sambung lepas, penggeseran
perletakan, atau tumpuan kuda-kuda, kemiringan, dan lain-lain.
Jika dari hasil pemeriksaan
diperoleh suatu tingkat kerusakan yang mengkhawatirkan, diperlukan langkah
penyelidikan. Untuk penyelidikan diperlukan tenaga yang cukup berpengalaman atau
ahli di bidangnya, peralatan yang memadai sesuai dengan jenis dan tingkat
kerusakannya.
Menurut fungsinya, peralatan dapat
digunakan untuk mengambil sampel yang akan diuji di laboratorium atau peralatan
untuk pengujian secara langsung sehingga didapatkan kualitas bahan atau kondisi
struktur existing. Dilihat dari cara kerja alat, waktu pelaksanaan pengujian,
dapat dibedakan menjadi physical maupun chemical test, destructive, dan dan
lain-lain.
Hasil pemeriksaan dan pengujian akan
digunakan sebagai bahan evaluasi, untuk mengetahui jenis, penyebab, dan tingkat
kerusakan lebih akurat. Sehingga dapat ditentukan metode perbaikan dan
pencegahan kerusakan.
Perlu diketahui, apakah bangunan
masih dapat diperbaiki. Evaluasi perlu dilakukan pada setiap bagian/komponen
struktur, untuk mengetahui apakah perbaikan perlu dilakukan secara lokal atau
menyeluruh.
Idealnya, pekerjaan diserahkan
kepada instansi terkait, misalnya Dinas PU daerah, konsultan atau lembaga
pengabdian masyarakat suatu perguruan tinggi. Namun, dengan melibatkan
lembaga-lembaga tersebut tidak mustahil evaluasi tidak jadi dilaksanakan karena
terbentur masalah biaya.
Akhirnya kembali lagi pada problema
awal, dibiarkan saja menunggu sampai roboh. Apa yang perlu dilakukan agar dapat
mengetahui secara dini sebelum bangunan roboh, dengan biaya yang masih
terjangkau? Jika saat ini masih dalam proses pembangunan ada baiknya minta
saran kepada perencana, pengawas atau instansi terkait, hal-hal khusus untuk
diperhatikan dalam pemeriksaan.
Jika perlu minta formulir isian, apa
yang diperiksa dan bagaimana caranya, apa tanda-tanda penyelidikan perlu
dilakukan. Selain itu mohon dibuat gambar pelaksanaan (as build drawing) yang
biasanya tugas kontraktor.
Wali Murid Empat SD Dipungut Rp 100 Ribu
Solusi:
Menurut saya, seharusnya dana tersebut sudah ada
dari pemerintah untuk setiap sekolah, karena wali murid memberi inisiatif untuk
membangun toilet dan mengadakan iuran sebesar 100.000 yang diwajibkan untuk
setiap wali murid tanpa ada paksaan dari pihak sekolah, jadi tidak ada yang
harus dipermasalahkan.
Wali murid mengadakan rencana pembangunan toilet
tersebut karena memang kemauan para orang tua murid untuk kenyamanan anak
mereka. Hal
tersebut bisa menjadi solusi yang baik bagi siswa, guru dan wali murid. Akan
tetapi pelaksanaannya harus
sesuai rencana, dana
yang diperlukan sekitar 80 juta. Jangan sampai dana itu kurang akan terjadi
pertundaan pembangunan.
Siswa akan merasa nyaman jika kamar mandi
disekolahnya bersih dan tidak kotor lagi, siswa juga harus menjaga dan merawat
kamar mandi tersebut agar tetap bersih. Pihak sekolah juga harus turut membantu
penyelenggaran pembangunan kamar mandi tersebut dan seharusnya sebelum ada
keluhan dari siswa sekolah harus tanggap apa yang terjadi dengan kondisi fisik
yang ada disekolahan tersebut. Jika sekolah tersebut tanggap dengan kondisi
kamar mandi sekolahnya mak siswa tersebut tidak akan mengeluh kepada orang
tuanya. Dan tidak akan terjadi pemungutan pada wali murid dan 4 SD yang dipunggut biaya 100 Ribu.
Semua harus berperan penting untuk menanggapi
permasalahan tersebut dengan solusi ini permasalahan yang terjadi akan
terselesaikan dan siswa akan merasa nyaman. Guru dan wali murid sangat membantu
terjadi renovasi kamar mandi tersebut.
How to Make Money From Sports Betting - Casino Sites
ReplyDelete1. Create op사이트 an Account at the bitcasino Sportsbook with your username; 하랑 도메인 2. Log in to your account 쪽박 걸 for a fee of $20 on signup; 3. Create 사다리게임 사이트 an account at the Casino Site