Cerpen
Perbedaan
kebudayaan
Tio
adalah seorang anak yang berasal dari Surabaya. Ibu Tio adalah seorang janda,
yang suaminya sudah meninggal semenjak Tio masih kecil. Ibu Tio sangat
menyayanginya. Meskipun sudah menjanda, ibunya berkeinginan untuk memandaikan
anaknya menjadi orang pandai. Karena
itu, ia bermaksud menyekolahkan Tio setinggi-tingginya
“
Nak ibu menginginkan kamu bersekolah di Jakarta”
“Tapi
bu, gimana dengan masalah biaya sekolah”
“Masalah
biaya, ibu usahakan keras untuk selalu memenuhinya walaupun harus meminta bantuan
kepada mamak, Sutan Batuah..kata ibunya”
“Ya,
sudah kalau begitu terserah ibu sajalah (pasrah)”
Pada
akhirnya ibu tio memutuskan untuk mengirim tio ke Jakarta untuk bersekolah di UI
(Universitas Indonesia)
*****
Sesampainya
di Jakarta Tio dititipkan pada keluarga Belanda, sehingga dia setiap hari
dididik secara Belanda dan bergaul dengan orang-orang Belanda. Lama kelamaan
pergaulan tio tidak terlepas dari lingkungan orang-orang Eropa sampai Gaya
hidupnya sangat kebarat-baratan. Bahkan tingkah lakunya terkadang melebihi
orang belanda asli, padahal tio seorang pribumi asli
*****
Setelah
lulus sekolah di UI ia bekerja di Kantor BB sebagai asisten residen di
Surabaya. Selama bergaul dengan orang-orang Eropa, Tio jatuh hati pada salah
seorang gadis Eropa bernama Sisvia.
Sisvia
adalah seorang gadis indo Perancis-Belanda. Hubungan keduanya memang akrab.
Mereka suka mengobral berdua. (Tio dan Sisvia sedang asyik mengobrol ditaman
kesukaan mereka berdua)
“Hay Tio, gimana dengan pekerjaanmu hari ini,..”
“Ada sedikit masalah, tapi sudah
terselesikan”
“Ya syukurlah kalau begitu”
“Sisvia, aku mau bilang sesuatu kepadamu,,”
“Apa”
“Ini dengan perasaanku, akhir-akhir ini aku
sedang jatuh cinta”
“Katakan kepada siapa”
“KAMU,(Tio menatap mata Sisvia)”
“Apa?(kaget) Tidak mungkin, maaf Tio aku
tidak bermaksud melukai hatimu, aku sudah menganggapmu sebatas teman tidak
lebih..”
“Kenapa?”
“Perbedaan kebudayaan kita,,mengertilah..”
Sisvia mau bergaul dengan Tio hanya sebatas
teman karena mereka sering bertemu. Namun, bagi Tio, hubungan pertemanan itu
diartikan lain, dia merasa bahwa Sisvia pun mencintai dirinya seperti yang ia
rasakan.
Ketika
Tio mengemukakan isi hatinya, Sisvia menolak secara halus. Sisvia merasa
tidak mungkin menjalin hubungan dengan Tio karena perbedaan budaya di antara
mereka.
Sisvia adalah keturunan Eropa, sedangkan Tio seorang
pribumi. Namun, tampaknya tio tidak mengerti arti penolakan tersebut.
Untuk menghindari Tio, Sisvia pindah ke
Jakarta. Di Jakarta, dia menegaskan kembali kepada Tio mengenai hubungan mereka
melalui surat.
To : Tio
From : Sisvia
Hay…Tio, aku minta maaf tidak bisa menerimamu sebagai kekasihku, sejak dulu aku mengenalmu aku sudah menganggapmu seperti temenku sendiri. Mulai sekarang aku akan meningkalkanmu, jangan berharap denganku, aku akan meninggalkan kota ini, semoga kamu bahagia kelak nanti……selamat tinggal dan tetap semangat
Salam
sisvia
Dia meminta Tio untuk melupakan dirinya.
Menerima surat tersebut, Tio sangat terpukul dan jatuh sakit. Selama sakit, Tio
banyak mendapatkan nasihat dari ibunya, tapi tio masih berharap untuk dengan
sisvia dan tio pun mengirimkan puisi untuk sisvia.
Setelah dikirimkan, dibuka puisi tersebut.(membaca puisi)
Harapan
malam ini bulan bersinar terang
menemani hatiku nan gundah
tak ada kata tuk di ucapkan
melainkan hanya tetesan air mata
kau di sana ku di sini
tak pernahku lupakan mu
tak sanggup aku jauh dari mu
tak ingin rasanya begini
mungkin kini kau telah bahagia
mencapai harapan menggapai ku
ingin rasanya ku kembali
kembali ke pelukan mu
Tapi sisvia tetap kokoh dalam
pendiriannya yaitu pergi menghindar dari tio, sisvia akan meninggalkan tio. Ibunya
ingin menjodohkan Tio kepada seorang wanita pribumi dan disuruh menikahi
pilihan ibunya yaitu, Jian.
*****
Perkawinan yang tidak didasari perasaan cinta
itu membuat keluarga Tio-Jian tidak pernah tenteram. Tio sering menyakiti hati
Jian. marah-marah, dan memaki-makinya hanya karena persoalan sepele. Namun,
Jian tak pernah melawan dan semua perlakuan Tio diterimanya dengan pasrah. Hal
itu membuat kagum ibu mertuanya.
*****
Tiba-tiba anjing gila mengigit pergelangan Tio
hingga Tio harus berobat ke Jakarta. Sampai di Jakarta Tio bertabrakan dengan
seorang gadis eropa, yang tidak lain adalah Sisvia. Dengan amat senang mereka
berdua menghabiskan waktu untuk berjalan-jalan berdua menggunakan sepeda angin.
Sudah satu minggu Tio meninggalkan Surabaya, setelah itu Tio mencari kerja di
Kantor UI sebagai commies. Meskipun gaji awal cukup kecil, namun tio sangat
senang. Karena dia dapat bertemu dengan sisvia setiap hari. tio berusaha keras
untuk mendapatkan sisvia, hingga tio rela berubah kewarganegaraan menjadi
Eropa. Setelah itu, tio memohon kepada sisvia untuk menerima ajakan
pertunangannya.
*****
Dia segera mengurus surat-surat untuk
memperoleh hak sebagai orang Belanda. Setelah surat-surat tersebut selesai, dia
memohon Sisvia agar bersedia bertunangan dengannya.
Karena rasa ibanya kepada tio, dengan berat
hati Sisvia menerima permintaan Tio. Sisvia tahu, bahwa pertunangan itu akan
membuat dirinya dijauhi oleh teman-teman Eropanya.
Pesta pertunangan itu dilaksanakan di rumah
seorang teman Belanda Sisvia. Tuan rumah itu tidak begitu ramah menyambut
pertunangan mereka. Dia tidak suka melihat dan bergaul dengan orang Belanda
berkulit sawo matang. Namun, pertunangan itu tetap dilaksanakan dalam suasana hambar.
*****
Sementara itu, Jian dan ibunya tetap menunggu kedatangan Tio di kampungnya, walaupun mereka telah mengetahui bahwa Tio akan menikah dengan Sisvia. Walau ditinggalkan suaminya, Jian masih tetap tinggal bersama mertuanya. Hal itu atas permintaan ibu Tio. Dia menyayangi Jian melebihi rasa sayangnya kepada Tio. Dia kagum atas kesabaran dan kesetiaan Jian terhadap anaknya.
Sementara itu, Jian dan ibunya tetap menunggu kedatangan Tio di kampungnya, walaupun mereka telah mengetahui bahwa Tio akan menikah dengan Sisvia. Walau ditinggalkan suaminya, Jian masih tetap tinggal bersama mertuanya. Hal itu atas permintaan ibu Tio. Dia menyayangi Jian melebihi rasa sayangnya kepada Tio. Dia kagum atas kesabaran dan kesetiaan Jian terhadap anaknya.
Padahal perlakuan Tio terhadap Jian sangat
keterlaluan, namun Jian selalu memaafkannya.
*****
Namun seiring berjalannya waktu, rumah tangga
Tio dan Sisvia sudah tidak tentram lagi. Karena sifat Tio yang keterlaluan,
sampai menuduh Sisvia berzina dengan orang lain. Karena kehidupannya yang dalam
kondisi tidak jelas, Bangsa Eropa maupun Bangsa Melayu sudah tidak mau mengakui
Tio, karena keangkuhan dan kesombongannya.
*****
Sementara itu, rumah tangga Tio dan Sisvia tidak seperti yang mereka harapkan. Sedikit pun tidak ada ketentraman dan kedamaian yang sebelumnya mereka harapkan. Keluarga mereka dijauhi oleh teman-teman mereka sendiri. Keduanya hidup dalam kondisi yang membingungkan.
Sementara itu, rumah tangga Tio dan Sisvia tidak seperti yang mereka harapkan. Sedikit pun tidak ada ketentraman dan kedamaian yang sebelumnya mereka harapkan. Keluarga mereka dijauhi oleh teman-teman mereka sendiri. Keduanya hidup dalam kondisi yang membingungkan.
*****
Pada akhirnya Sisvia pergi ke Semarang untuk menghindari Tio. Namun pada suatu hari, Tio menerima surat yang memberi tahukan bahwa Sisvia berada di Semarang. Setelah beberapa hari, Tio nekat pergi ke Semarang untuk mencari Sisvia dirumah seorang pengusaha anak-anak yatim. Namun sampai disana justru berita buruk yang diterima oleh Tio. Bahwa Sisvia masuk rumah sakit karena sakit keras, yaitu kolera. Hingga akhirnya nyawa Sisvia tidak dapat ditolong lagi.
Pada akhirnya Sisvia pergi ke Semarang untuk menghindari Tio. Namun pada suatu hari, Tio menerima surat yang memberi tahukan bahwa Sisvia berada di Semarang. Setelah beberapa hari, Tio nekat pergi ke Semarang untuk mencari Sisvia dirumah seorang pengusaha anak-anak yatim. Namun sampai disana justru berita buruk yang diterima oleh Tio. Bahwa Sisvia masuk rumah sakit karena sakit keras, yaitu kolera. Hingga akhirnya nyawa Sisvia tidak dapat ditolong lagi.
Perpisahan yang termanis
Bila nanti kita berpisah
Jangan kau lupakan
Kenagan yang indah
Kisah kita
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Jika memang kau tak tercipta
Untuk ku miliki
Cobalah mengerti
Yang terjadi
Bila mungkin memang tak bisa
Jangan pernah coba memaksa
Tuk tetap bertahan
Di tengah kepedihan
Jadikan ini
Perpisahan yang termanis
Yang indah dalam hidupmu
Sepanjang Waktu
Semua berakhir
Tanpa dendam dalam hati
Maafkan semua salahku
Yang mungkin menyakitimu
Semoga kelakkan kau temukan
Kekasih sejati
Yang kan menyayangi
Lebih dariku
Bila mungkin memang tak bisa
Menyatukan perbedaan kita
Dan tetap bertahan
Ditengah kepedihan
Jadikan ini
Perpisahan yang termanis
Setelah kepergian Sisvia, Tio pulang ke Surabaya
untuk menemui Ibunya. Setelah beberapa hari Tio sampai di Surabaya, ia jatuh
sakit karena menelan 6 butir sublimat, yang menyebabkan Tio terus muntah darah
dan akhrinya merenggut nyawanya.
Pesan: Kisah
ini memperlihatkan benturan kebudayaan, yaitu nilai-nilai tradisi dan modern,
nilai-nilai Timur dan Barat. Bahwa kita janganlah sombong dan angkuh.
Ceritanya bagus buat ftv nih
ReplyDeleteIni dari kisah nyata apa fiksi aja?
Ini seperti novel salah asuhan abdul Moeis. Hmm
ReplyDelete